Ketahuilah, bahwa termasuk amalan di bulan Asyura adalah menghidupkan malamnya. Dan hal itu adalah amalan yang sangat dianjurkan oleh Asy-Syaari’, karena di malam itu turun pertolongan Rabbani dan limpahan karunia, terutama dengan membaca Al-Qur’anil Karim atau mendengarnya dan membaca doa-doa dan zikir-zikir yang diriwayatkan.
Juga disarankan pada malam Asyura sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Allamah Ad-Dairobi mengenai khasiat Ayatul Kursi dalam kitab Mujarrabatnya dan pengarang kitab “Nartil bidaayaat” bahwa siapa yang membaca pada malam Asyura setelah menyempurnakan wudhu dan mengerjakan solat dua rakaat Ayatul Kursi 360 kali dengan membaca Basmalah pada setiap kali sebagaimana yang telah lewat di awal setiap hari darinya dengan menghadap kiblat dan berlutut. Kemudian setelah selesai membaca jumlah tersebut, ia membaca:
(قل بفضل الله وبرحمته فليفرحوا هو خير ممّا يجمعون)
(empat puluh delapan kali).
Kemudian ia ucapkan:
اللهم إنّ هذه ليلةٌ جديدةٌ، وشهر جديدٌ، وسنةٌ جديدة، فأعطني اللهم خيرها وخير ما فيها، واصرف عني شرها وشرَّ ما فيها، وشرّ فتنتها ومُحدَثاتها، وشرّ النفس والهوى والشيطان الرجيم (اثنتي عشرة مرة)
“Ya Allah, sesungguhnya ini adalah malam yang baru, bulan yang baru dan tahun yang baru. Maka berilah aku, ya Allah, kebaikannya dan kebaikan segala yang ada didalamnya, danjauhkanakudarikejelekannyadankejelekan segala yang ada di dalamnya, dan kejelekan fitnahnya dan bid’ah-bid’ahnya serta kejelekan nafsu, hawa nafsu dan syaitan yang terkutuk.” (12 kali).
Kemudian menutup doa ini dengan doa apa saja yang diinginkan yang berasal dari Al-Qur’an dan mendoakan semua kaum muslimin dan muslimat setelah mengucapkan solawat untuk Nabi dan membaca tasbih dan tahlil beberapa kali. Maka pada tahunnya itu ia akan terlindung dari bahaya-bahaya yang lain dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Termasuk yang diminta dalam hari Asyura ialah melakukan berbagai amalan. Ada yang menghitungnya sepuluh amalan dan ada yang menghitungnya dua belas amalan. Yaitu: Membaca solawat dan salam, silaturrahim dan mengeluarkan Shodaqoh, mandi dan memakai celak, berziarah kepada orang alim dan menjenguk orang sakit, mengusap kepala anak yatim, memberi kelapangan rezeki kepada keluarga, menggunting kuku dan membaca surah Al-Ikhlash (seribu kali).
في يوم عاشوراء عشرٌ تتَّصل |
|
بِها اثنتان ولَها فضلٌ نُقِلْ |
صُم صَلِّ زُر عالِمًا عُد واكتحِل |
|
رأسَ اليتيم امسحْ تصدَّقْ واغتَسل |
وسِّـع على العيال قَلِّم ظُفرًا |
|
وسُورةَ الإخلاص قُل ألْفًا تَصِلْ |
Di hari Asyura ada sepuluh amalan
dan dua bersambung dengannya dan mempunyai keutamaan yang dinukil
puasalah, bacalah solawat, ziarahi orang alim, jenguklah orang sakit dan pakailah celak
usaplah kepala anak yatim, keluarkan sodagoh dan mandilah
berilah kelapangan rezeki kepada keluarga dan guntinglah kuku Bacalah surah Al-Ikhlash seribu kali niscaya sampai pahalanya.
Tidak sah mengenai amalan-amalan itu, kecuali hadis puasa dan melapangkan nafkah kepada keluarga.
Adapun sepuluh amalan yang lain, maka ada yang dlo’if dan ada pula yang mungkar maudlu’, sebagaimana dikatakan oleh Al-Allamah Al-Ajhuri. Lihat kitab An-Nafahaat oleh Al-Hamzawi.
Saya buatkan nadhomnya dengan perkataanku untuk ditambahkan dengan tiga bait yang tersebut. Maka saya katakan:
ولَم يرد من هَذِ غيرُ التوسعه |
|
والصومِ فـاحفظه وكُنْ متَّبِعَهْ |
Tidak sah hadis mengenai ini selain melapangkan nafkah dan puasa, maka peliharalah dan ikutilah dia
Termasuk yang diminta pada hari Asyura ialah berdoa dengan penuh khusyuk dan kerendahan diri, terutama dengan mengucapkan Hasbunallahu wa ni’mal wakiil dan tasbih yang lafadnya akan datang.
Sesungguhnya dalam kedua bacaan itu terdapat faedah besar dan hasil yang besar. Al-Allamah Ad-Dairobi telah menyebutkan dalam Fawaid-nya dan Sayyidi Muhammad Al-Amir ash-shaghir dalam risalahnya mengenai keutamaan-keutamaan Asyura dengan menukil dari Al-Allamah Al-Ajhuri bahwa siapa yang mengucapkan pada hari Asyura:
حسبِيَ الله ونعم الوكيل، نعم المولى ونعم النصير
(Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baik pelindung, Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong) 70 kali, maka Allah melindunginya dari bencana di tahun itu.
Al-Ajhuri berkata pula: As-Sayyid yang dipanggil Ghautsullah menyebutkan dalam kitab Al-Jawahir bahwa siapa yang mengucapkan pada hari Asyura (70 kali) dan membaca doa ini (7 kali), ia tidak mati di tahun itu, sedangkan yang dekat ajalnya tidak diberi taufik untuk membacanya.
Inilah doanya:
بسم الله الرحمن الرحيم. وصلّى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Dan solawat serta salam semoga selalu dilimpahkan Allah kepada Sayyidina Muhammad dan keluarga serta para sahabatnya.
سبحان الله ملءَ الميزان ومُنتهى العلم، ومبلغَ الرِّضا وزنة العرش، لا مَلجأ ولا مَنجَا من الله إلا إليه
Subhanallah sepenuh timbangan (amal) dan sebanyak ilmu (Allah), sebanyak rido (Allah) dan seberat timbangan Arsy. Tiada tempat berlindung dan tiada tempat keselamatan dari Allah, kecuali kembali kepada-Nya.
سبحانَ الله عددَ الشفع والوتر، وعدد كلماته التّامّات كلِّها
Subhanallah sebanyak bilangan genap dan ganjil dan sebanyak kalimat: kalimat-Nya yang sempurna seluruhnya.
أسألك السلامة كلَّها برحمتك يا أرحم الراحمين
Aku mohon kepada-Mu keselamatan seluruhnya dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.
ولا حول ولا قوّة إلا بالله العليّ العظيم، وهو حسبي ونعم الوكيل، نعم المولى ونعم النصير
Tiada daya dan kekuatan, melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Cukuplah Dia menjadi penolongku dan sebaik-baik pelindung. Allah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
وصلّى الله تعالى على نبينا خير خلقه سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم أجمعين
Wa shallallahu ta’ala “alaa nabiyyina khairi khalqihi Sayyidina Muhammadin wa “alaa aalihi wa shahbihi wa sallam ajma’in.”
Salah seorang dari mereka menyebutkan dari Quthbuddin Al-Hanafi An-Nahrawani dan ibnu Farhun Al-Maliki. Quthbuddin mengaitkannya dengan solat dua rakaat sebelumnya, kemudian membaca doa itu dengan menghadap kiblat dengan khusyuk dan kehadiran hati.
Doa itu dibaca sepuluh kali dan meniup pada dirinya setiap kali dari sepuluh kali. Dan apabila dibacakan kepada anak-anak kecil dan pembacanya meniup pada mereka, maka mereka tidak mati dan disuruh menirukannya kepada siapa yang bisa mengucapkannya di antara mereka. Demikian tulisan Syaikh kami dan syaikh dari masyayikh kami tersebut .
Disebutkan dalam Fathul Baariy: Kalimat-kalimat yang barangsiapa membacanya di hari Asyura, maka tidaklah mati hatinya, yaitu:
(سبحان الله) ملءَ الميزان، ومنتهَى العلم، ومبلغَ الرِّضَا، وزِنَةَ العرشِ
“Subhanallah sepenuh timbangan (amal), sebanyak ilmu (Allah), sebanyak rido (Allah) dan seberat timbangan Arsy.
والحمد لله ملءَ الميزان، ومنتهَى العلم، ومبلغَ الرِّضَا، وزِنَةَ العرشِ
Alhamdulillah sepenuh timbangan (amal) dan sebanyak ilmu (Allah), sebanyak rido (Allah) dan seberat timbangan Arsy.
والله أكبَر ملءَ الميزان، ومنتهَى العلم، ومبلغَ الرِّضَا، وزِنَةَ العرشِ
Allahu Akbar sepenuh timbangan (amal) dan sebanyak ilmu (Allah), sebanyak rido (Allah) dan seberat timbangan Arsy
لا ملجأَ ولا منجَا منَ الله إلا إليه
Tiada tempat berlindung dan tiada tempat keselamatan dari Allah, kecuali kembali kepada-Nya.
سبحان الله عدد الشَّفعِ والوَترِ، وعدد كلمات الله التَّامّات كلِّها
Subhanallah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimatkalimat Allah yang sempurna seluruhnya.
والحمد لله عدد الشَّفعِ والوَترِ، وعدد كلمات الله التَّامّات كلِّها
Alhamdulillah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimatkalimat Allah yang sempurna seluruhnya.
والله أكبَر عدد الشَّفعِ والوَترِ، وعدد كلمات الله التَّامّات كلِّها
Allahu Akbar sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimatkalimat Allah yang sempurna seluruhnya.
أسألك السّلامة برحمتك يا أرحم الراحمين
Aku mohon keselamatan kepada-Mu dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.
ولا حولَ ولا قوّة إلا بالله العلي العظيم
Tiada daya dan kekuatan, melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
وصلّى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم أجمعين، والحمد لله رب العالمين
Wa shallallahu ta’ala “alaa Sayyidina Muhammadin wa “alaa aalihi wa shahbihi wa sallam ajma’in. walhamdu lillah rabbil “aalamiin.”
Saya melihat dengan tulisan salah seorang dari mereka: bahwa termasuk yang diminta pada hari Asyura adalah membaca doa ini:
اللهم يا مفرِّج كلِّ كربٍ، ويا مُخْرجَ ذي النُّون يوم عاشوراء، ويا جامع شمل يعقوب يوم عاشوراء، ويا غافر ذنب داود يوم عاشوراء، ويا كاشف ضرِّ أيُّوبَ يوم عاشوراء، ويا سامع دعوة موسى وهارون يوم عاشوراء، ويا خالق رُوح سيدنا محمد حبيبك ومصطفاك يوم عاشوراء، ويا رحمن الدنيا والآخرة، لا إله إلا أنت، اقض حاجتي في الدنيا والآخرة، وأطِل عمري في طاعتك ومحبتك ورضاك يا أرحم الراحمين، وأحيني حياةً طيبة، وتوفّني على الإسلام والإيمان يا أرحم الراحمين، وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
“Ya Allah, wahai Tuhan yang menyingkirkan setiap bencana, wahai Tuhan yang mengeluarkan Dzin Nun (Nabi Yunus) dari perut ikan pada hari Asyura, waha Tuhan yang mempersatukan Ya’qub pada hari Asyura, wahai Tuhan yang mengampuni dosa Dawud pada hari Asyura, wahai Tuhan yang menyembuhkan penyakit Ayyub pada hari Asyura, wahai Tuhan yang mendengar doa Musa dan Harun pada hari Asyura, waha Tuhan yang menciptakan ruh Sayyidina Muhammad Saw kekasih-Mu dan pilihan-Mu pada hari Asyura, wahai Tuhan yang Maha Pengasih di dunia da. tiada Tuhan selain Engkau. Penuhilah hajatku di dunia dan akhirat dan panjangkan umurku dalam menaati dan mencintai-Mu dan mendapatkan rido-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Hidupkanlah aku dalam kehidupan yang baik dan wafatkanlah aku dalam Islam dan iman, wahai Tuhan Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Wa shallallahu ta’ala “alaa Sayyidina Muhammadin wa “alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.”
Di antara doa-doa Asyura ialah yang saya temukan dalam kitab Safinatul uluum oleh Al-Allamah Asy-Syaikh Ibrahim Al-Atha AsySyami, yaitu:
اللهم يا مُحسِنُ قد جاءك المسيءُ، وقد أمرتَ يا مُحسِنُ بالتَّجاوُز عن المسيء، فأنت المحسِنُ وأنا المسيء، فتجاوزْ عن قبيح ما عندي بجميل ما عندك، فأنت بالبِرِّ معروفٌ، وبالإحسان موصُوفٌ، أنلني معروفك وأغنني به عن معروف مَن سواك يا أرحم الراحمين، وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم تسليما كثيرًا إلى يوم الدين.
“Ya Allah, wahai Tuhan yang selalu berbuat baik, telah datang kepada-Mu orang yang berbuat dosa. Wahai Tuhan yang selalu berbuat baik, Engkau telah menyuruh memaafkan orang yang bersalah. Maka Engkaulah yang berbuat baik dan akulah orang yang berdosa, maka maafkanlah perbuatanku yang buruk dengan kebaikan yang ada pada-Mu. Engkaulah yang dikenal dengan kebajikan dan disifati dengan kebaikan. Berilah aku kebaikanMu dan cukupilah aku dengannya tanpa membutuhkan kebaikan dari selain Engkau, wahai Tuhan Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Wa shallallahu “alaa Sayyidina Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam tasliman katsiran ila yaumiddin.”
Peringatan: Al-Allamah Asy-Syaikh Zainuddin murid ibnu Hajar Al-Makki berkata dalam kitabnya “Irsyadul ibaad” seperti ulama mazhab yang lain: Termasuk bid’ah yang tercela dan berdosa pelakunya dan wajib dilarang oleh para penguasa adalah solat Ar-Ragha’ib 12 rakaat antara Maghrib dan Isya pada malam awal Jumat di bulan Rajab dan solat malam nisfu Sya’ban seratus rakaat. Dan solat akhir Jumat dari bulan Ramadan 17 rakaat dengan niat menggadha solat lima waktu yang belum digadha olehnya. Dan solat hari Asyura dua rakaat atau empat rakaat atau lebih dan solat seminggu.
Adapun hadis-hadisnya maudlu’ tidak sah dan jangan tertipu oleh siapa yang menyebutkannya.
Saya katakan: Seperti itu pula solat di bulan Safar. Barangsiapa yang ingin mengerjakan solat di waktu ini, hendaklah ia berniat sunnah mutlak sendiri-sendiri tanpa menetapkan jumlah tertentu, yaitu yang tidak terikat dengan waktu maupun sebab dan tidak terbatas.
Dengan pertolongan Allah kita mohon taufik.
sumber : Kitab Kanzun Najah Was Surur