LPI HIDAYATULLAH- Penyakit ain menjadi hal yang kerap diperbincangkan masyarakat.  Dalam pandangan Islam, penyakit ain adalah penyakit yang ditimbulkan dari pandangan mata yang berkaitan dengan perasaan hati yaitu perasaan iri dan dengki.

Penyakit ain tidak hanya menimbulkan masalah bagi orang lain, melainkan dapat membuat diri sendiri celaka. Topik mengenai penyakit ain juga dibahas oleh ustadz Muhibullah dalam kajian rutin Majelis Taklim Hidayatullah Semarang, Selasa 15 November 2022 di SD Islam Hidayatullah Semarang.

Dalam tausiyahnya, ustadz Muhibullah mengatakan ada 2 penyebab penyakit ain yaitu:

  1. Pandangan karena perasaan hasut (dengki)
  2. Pandangan kekaguman tanpa mengingat Allah (dzikrullah)

Bahkan, Rosulullah SAW pernah berkata bahwa ain itu benar adanya.

العين حق، ولو كان شيء سابق القدر سبقته العين

 “Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa” (HR. Muslim no. 2188).

Beliau juga mengingatkan kita agar tidak melontarkan kalimat puji-pujian pada saudara, kerabat, keluarga, hingga anak kita. Pasalnya pujian dari kita itu nantinya dapat berimbas negatif bagi yang dipuji.

“ Penyakit ain itu berpotensi pada kita semua, pujian positif akan membawa dampak negatif pada yang dipuji. Lebih berbahaya lagi kalau pujian itu datangnya tidak dari hati (hanya sebatas ucapan saja),” jelas ustadz Muhibullah.

“Yang memandang orang lain tapi yang merasakan sakit kita. Energi negatif yang merasakan kita. Misalnya: badan jadi capek, lemes, sakit hingga yang paling parah sampai kematian,” tegas beliau.

Rosullulah SAW juga pernah mengingatkan akan bahaya penyakit ain yang bisa berujung kematian.

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

أكثرُ مَن يموت بعدَ قضاءِ اللهِ وقَدَرِهِ بالعينِ

“Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain” (HR. Al Bazzar dalam Kasyful Astar)

Lantas bagaimana cara kita menghindari atau bahkan menangani seseorang yang terkena penyakit ain? Berikut penjelasannya.

Ya, penyakit ain bisa disembuhkan dengan cara mendekatkan diri pada Allah SWT. Seperti: rutin membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa.

Menurut ustadz Muhibullah, apabila memandang sesuatu yang mengagumkan baik itu pujian untuk diri sendiri maupun orang lain, maka Rosul mengajarkan kita untuk senantiasa mengucapkan MasyaAllah Tabarakallah.

“Supaya pujian yang kita lontarkan berbalik pada keberkahan,” sambung beliau.

Bukan hanya itu, ada beberapa doa dan surat dalam Al-Quran sebagai amalan rutin kita agar terhindar dari penyakit ain.

Nah, berikut ada cara menangani penyakit ain dan gangguan jin menurut ustadz Muhibullah:

  1. Rukyah Syar’i

Untuk mengatasi penyakit ain, Rosul memerintahkan kita untuk menjalankan rukyah syar’i

Dari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:

كانَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ يَأْمُرُنِي أَنْ أَسْتَرْقِيَ مِنَ العَيْنِ

“Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memintaku agar aku diruqyah untuk menyembuhkan ‘ain,” (HR. Muslim no.2195).

Ada beberapa ayat suci Al-Qur’an yang bisa kita amalkan untuk rukyah menghindari penyakit ain yakni:

a. Surat Al-Imran ayat 36

 وَاِنِّيْ سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَاِنِّيْٓ اُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَامِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

Artinya:

“Dan aku memberinya nama Maryam, aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.

“Biasakan anak-anak kita mulai sejak kecil bacakan surat ini diubun-ubunya. Itu rukyah mandiri untuk membentengi anak-anak dari gangguan jin dan syetan,” ujar ustadz Muhibullah.

b. Surat Al- Falaq dan An-Naas

Ustadz Muhibullah menilai rukyah syar’i secara mandiri itu penting agar kita terhindar dari gangguan jin dan meningkatkan amal baik.

“Pentingnya merukyah diri sendiri akan masuk surga secara langsung, jika merukyah dengan bantuan oranglain masuk surga dengan hisab, sehingga kita bisa menambahkannya dengan produktif dalam beramal sholih, bertaubat dan menambah amal baik lainnya,” ujarnya.

Nah, berikut tata cara rukyah syar’i yang bisa kita amalkan agar terhindar dari gangguan jin dan penyakit ain:

Tata Cara Rukyah Syar’i

  • Membaca surah Al Fatihah (7x)
  • Membaca surah Al Baqarah 5 ayat pertama (1x)
  • Membaca ayat kursi ( 7x)
  • Membaca 3 ayat terakhir dalam surat Al Baqarah (ayat 284 – 286). Dibaca saat subuh 1x , isya 3x
  • Membaca surat Al- Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas (masing-masing dibaca 3x)
  • Setelah doa diatas dibaca, tiupkan pada campuran air dan garam. Dengan perantara segelas air & garam ( untuk diminum) atau dengan perantara seember air & garam ( untuk mandi)
  • Rumah yg sering dibacakan surat Al-Baqarah di setiap ruangan akan terlindung dari gangguan jin.
  1. Disiram dengan air wudhu, yang mengucapkan pujian atau yang hatinya hasad (dengki). Apabila tidak memungkinkan bisa dengan air wudhu sendiri.
  2. Saat dipuji/memuji ucapkan dzikir: MasyaAllah laqquwwata illa billah. Yang artinya : sungguh atas kehendak Allah SWT semua ini terwujud.
  3. Baca doa ini seperti yang diajarkan Rosulullah SAW untuk menghilangkan ain dan gangguan jin:

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ

     A’udzu bikalimatillahit tammati min kulli syaithanin wa hammatin wa min kulli ‘ainin lammah.

    Artinya: “Aku lindungi kamu berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan dan binatang buas, serta dari           pandangan mata yang membawa keburukan (HR. Bukhori).

Nah, tanpa kita sadari betapa mengerikan penyakit ain. Maka dari itu, perlunya cara menghindari penyakit ain.

4 Cara/ Kiat Menghindari Penyakit Ain:

a. Jauhi perasaan iri hati/dengki/hasut

Kecuali iri dengan 2 hal:

  • Iri dengan orang yang diberikan ilmu oleh Allah SWT dan orang itu rajin mengamalkan ilmu yang dimilikinya. Misal: kita iri dengan para hafidz/hafidzah (penghafal Al-Qur’an)
  • Iri dengan orang yang diberikan rezeki oleh Allah SWT dan mereka rajin berderma (shodakoh)

b. Jangan suka pamer atau berlebih-lebihan

“Ini bisa berdampak sifat iri pada orang lain saat kita melihatnya. Solusinya tadi berdzikir pada Allah SWT,” tegas ustadz Muhibullah.

c. Pada saat ada pujian kita ucapkan MasyaAllah Tabarakallah

d. Senantiasa berdzikir mengingat Allah SWT.

Itulah bahaya penyakit ain dan cara mengindari penyakit ain. Semoga materi kajian kali ini bisa bermanfaat untuk kita dan menjadi bekal untuk senantiasa mendekatkan diri pada Allah SWT.

Majelis Taklim Hidayatullah Semarang menggelar kajian rutin setiap Selasa Pekan 1 dan 3 (di SD Islam Hidayatullah); serta setiap Rabu Pekan 2 dan 4 (di SMA Islam Hidayatullah) pukul 9.00-11.00 WIB.

Berlaku untuk jamaah muslimah secara umum, gratis TANPA DIPUNGUT BIAYA APAPUN. Untuk info selengkapnya bisa cek ig: mt.hidayatullah.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!