“Untuk menangkal supaya tidak hanyut dalam hal-hal negatif, sebisa mungkin jangan melhat konten-konten negatif. Lihat konten yang positif dan lakukan kegiatan yang positif pula, seperti olahraga atau membaca buku-buku yang berkualitas.”

Masa remaja merupakan masa krusial bagi seseorang. Masa yang dimulai pada rentang usian 12-20 tahun ini, menurut teori psikososial yang dikembangkan oleh Erik Erikson, seorang remaja akan mengalami krisis identitas diri dan kekacauan peran.

Krisis ini pasti dan harus terjadi pada setiap remaja sebab akan menentukan masa perkembangan psikologisnya. Semakin berhasil seorang remaja mengatasi krisis, akan semakin sehat perkembangannya.

Ramzy Zinaldin Zidane pun tak luput dari tahap krisis identitas ini. Namun, berkat dukungan dari orangtua, guru, dan teman-teman sebayanya, siswa kelas XI MIPA 1 SMA Islam Hidayatullah ini mampu mengisi masa remajanya dengan hal-hal positif.

Di sekolah, Ramzy aktif menjadi pengurus rohis saat berada di kelas X. Menginjak kelas XI, Ramzy aktif di OSIS.  Di sela-sela aktivitas hariannya, dia gemar membaca novel dan berolahraga futsal atau bulu tangkis.

Setiap hari, Ramzy tidak pernah absen membaca dan menghafalkan Al-qur’an. Meski sudah menghafal 30 jus Al-qur’an, Ramzy merasa tetap perlu untuk mengulang hafalan. “Supaya tidak hanya paham isi hafalannya, tetapi juga teliti dan hafal letaknya,” ujar ramaja kelahiran Semarang 25 Juni 2002 ini.

Untuk menguji kemampuannya, Ramzy beberapa kali mengikuti lomba PAI. Baru-baru ini, Ramzy bersama perwakilan dari SMA Islam Hidayatullah mengikuti lomba debat Pendidikan Agama Islam (PAI) SMA/SMK se-Kota Semarang dan berhasil membawa predikat juara ketigadalam lomba Tersebut.

Prestasi akademisnya juga membanggakan. Terbukti, dia meraih peringkat 1 paralel jurusan MIPA kelas X. Wakil kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Islam Hidayatullah Nunung Kusumawati SS Mengatakan, Ramzy memiliki aspek kecerdasan yang lengkap. Tidak hanya prestasi akademisnya yang bagus, tetapi juga akhlaknya pun sangat baik.

“Dia ini anak yang santun, supel, ramah, menghargai siapapun baik guru maupun teman-temamnnya. Karakternya juga yang kuat, kreatif, da selaluingin maju. Teman-temannya pun jika di sekitarnya sungkan jika berbuat aneh-aneh,” kata Nunung.

Dengan prestasi yang di raihnya, Ramzy ingin memberikan contoh kepada teman sebayanya untuk mengisi masa remaja dengan hal-hal yang positif sesuai minat dan bakat masing-masing. Harapannya agar ramaja sebayanya bisa melalui masa krisis identitas denganbaik tanpa terlibat dalam hal-hal yang menyimpang. Terlebih pada era modernisasi ketika teknologi dapat dengan mudah diakses dari genggaman tangan, remaja sangat rentan terpapar hal-hal negatif dan melakukan perilaku menyimpang.

“semua orang sekarang bisa mengakses media sosial dengan mudah. Sementara itu, di media sosial banyak bertebaran berita palsu(hoaks) dan konten-konten pornigrafi. Unutk menangkal supaya tidak hanyut dalam hal-hal negatif, ya, sebisa mungkin jangan melihat konten-konten negatif tersebut. Sebaliknya, lihat konten yang positif saja dan melakukan kegiatan positif pula, seperti olahraga atau membaca buku-buku yang berkualitas,” ujar remaja yang bercita-cita menjadi dokter dan pengusaha ini. (LAU)

Dikutip dari harian Kompas, kamis 13 september 2018, hal 14. JatenG-DIY.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!