Sabtu, 6 November 2021- Pengajian Virtual diikuti oleh orang tua wali murid semua sekolah yang berada di lingkungan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Hidayatullah secara virtual dan dihadiri Pengurus Yayasan Abul Yatama, Pengurus LPI Hidayatullah beserta Bapak-Ibu Guru Karyawan secara langsung. Pengajian dengan tema “Pendidikan Islam Bekal Terbaik Generasi Masa Kini” dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 6 November 2021 bertempat di Mushola SD Islam Hidayatullah, jalan Durian Selatan I No. 6 Banyumanik Semarang.

Pengajian Virtual diawali dengan sambutan dari Ketua Yayasan Abul Yatama Ustadz Umar Toha, M.Ba., M.Sc. Pada kesempatan sambutannya Ustadz Umar menyampaikan pesan kepada orang tua walid murid agar tidak coba-coba dalam menyekolahkan putra-putrinya, karena tantangan dan godaan jaman ke depan semakin berat. Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah senantiasa memberikan bekal yang lebih kepada anak-anak didik. Lembaga Pendidikan Hidayatullah sangat memperhatikan bekal pendidikan Al Qur’an, pendidikan akhlak  dan pendidikan Islam dengan tidak mengenyampingkan pendidikan umum untuk menghadapi tantangan jaman. Ustadz Umar juga mengingatkan kepada para guru bahwa profesi yang diemban oleh guru adalah profesi yang sangat mulia karena profesi guru adalah seperti profesi yang dilaksanakan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam. Oleh karena itu profesi yang diberikan Allah Ta’ala tersebut sangat patut untuk disyukuri.

Pada awal pengajian Syekh Hussein Jaber menyampaikan senang dan berbahagianya kita bisa duduk pada majelis bersama orang-orang sholih yaitu bersama guru-guru yang mengajar di sekolah Islami. Mengajar merupakan profesi mulia, karena Allah dan banyak makhluk-Nya mendoakan orang yang mengajarkan ilmu dan kebaikan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi, sampaipun semut di sarangnya dan ikan di lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang yang mkengajarkan kebaikan kepada manusia” (Hadist Abu Umamah Riwayat Tirmidzi). Kenapa guru mendapatkan sedemikian besar penghargaan dari Allah Ta’ala karena tuganya mulia. Kepada orang tua wali murid Syekh Hussein mengingatkan untuk meluruskan niat dalam memberikan pendidikan kepada anaknya. Contoh yang salah seperti yang terjadi pada kebanyak orang tua di Arab, banyak yang tujuan memberikan pendidikan agar bisa membantu pekerjaan orang tuanya, melanjutkan usaha orang tuanya dan tujuan-tujuan dunia lainnya. Niat yang benar dalam mendidik anak adalah agar ke depan menjadi orang yang taat kepada Allah Ta’ala atau menjadi anak yang sholeh yang selalu mendoakan orang tuanya pada saat orang tuanya sudah meninggal dunia. Anak yang sholeh pasti tidak akan melupakan orang tuanya. Apalagi pada jaman ini kondisinya sedang dalam “perang” yaitu perang melawan keburukan dan kebatilan. Saat ini bagaimana banyak ahli keburukan mengajak kepada anak-anak kita untuk melakukan keburukannya. Anak sholeh akan menjaga dirinya, keluarga, dan umatnya dari keburukan. Anak-anak kita tanamkan pentingnya amar ma’ruf nahi munkar dalam rangka untuk semuanya menjadi baik, menjadi sholeh dan sholehah sehingga semuanya menjadi baik.

Dalam pendidikan kita harus ikuti sunnah Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam. Yang pertama, sebagai seorang guru harus menjaga adab tawaduknya, harus menjadi teladan contoh baik bagi anak-anak didiknya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Paling utama bagi guru dan orang tua adalah  menjadi contoh yang baik bagi anak-anak, bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Dalam hal pembelajaran Al Qur’an banyak orang tua menginginkan anaknya menjadi hafidz Al Qur’an, akan tetapi orang tuanya tidak pernah belajar Al Qur’an, tidak menambah hafalan Al Qur’an. Kenapa orang tua tidak memberikan contoh membaca al Qur’an dan berusaha menambah hafalan.  Kedua, menjadi seorang guru harus sabar, sabar, dan sabar. Balasannya pahala yang besar kepada seorang guru yang sabar dalam mendidik murid-muridnya, sebagaimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam mencontohkan bagaimana akhlak dan kesabarannya dalam mengahadapi sikap dan perilaku ummatnya. Dicontohkan juga bagaimana kesabaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dalam menghadapi perilaku anak-anak.

Pada akhir kajian Syekh Hussein menyampaikan banyak orang tua yang salah dalam mendidik anaknya. Contohnya ketika orang tua membangunkan anaknya untuk sholat subuh, ketika anak tidak mau bangun dibiarkan saja karena kasihan. Tetapi pada waktunya untuk berangkat sekolah anaknya tidak mau bangun orang tua sangat marah, sehingga tertanam pada benak anak bahwa sholat tidak penting tetapi yang penting hanya sekolah. Pendidikan yang salah pada saat anak masih kecil akan berdampak pada pribadi anak yang lemah pada saat anak beranjak dewasa sehingga mudah terpengaruh pada godaan yang mengajak kepada keburukan. Oleh karena itu sangat penting bagi orang tua untuk memberikan pendidikan yang benar yaitu pendidikan Islam pada anak-anak ketika masih kecil.

(red. Lpih)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!