LPI HIDAYATULLAH- Yayasan Abul Yatama memberikan program beasiswa khusus bagi siswa-siswi berprestasi akademik di SMA Islam Hidayatullah Semarang.

Senin 1 Agustus 2022, Kepala Sekolah SMA Islam Hidayatullah Semarang, Ustadz Etik Ningsih secara resmi menyerahkan penghargaan dan beasiswa kepada 4 siswa berprestasi rangking 1 pararel MIPA dan IPS.

Beasiswa yang diberikan berupa pembebasan uang SPP /uang jariyah di semester genap Tahun Ajaran 2022/2023.

Penyerahan penghargaan dan beasiswa berprestasi oleh Kepala Sekolah SMA Islam Hidayatullah, Senin 1 Agustus 2022.

Orang tua siswa juga turut hadir dalam penyerahan penghargaan tersebut. Atas prestasi yang ditorehkan putra-putrinya, tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang tua.

Salah satunya orang tua dari M. Akhtar Fazel kelas XI IPS 1, beliau mengaku bangga dengan pencapaian sang anak.

“Alhamdulillah anak saya bisa masuk kategori siswa berprestasi SMA Islam Hidayatullah. Ini hasil yang sangat membanggakan bagi saya selaku orang tua. Sekaligus apresiasi atas program hebat dari sekolah,” ujar orang tua dari M. Akhtar Fazel saat diwawancarai humas LPI Hidayatullah, Senin 1 Agustus 2022.

Tak hanya itu, orang tua dari Najla Widyawasono kelas XII MIPA 2 juga ikut bangga atas prestasi sang anak. Pasalnya ditengah kesibukan Najla sebagai Ketua OSIS SMAIH, ia tetap bisa meraih prestasi akademik yang ke-3 kalinya.

“Alhamdulillah.. masyaallah.. Yg pasti senang, bangga dan bersyukur atas pencapaian Najla,” ujar ibunda Najla saat diwawancarai Humas LPI, 1 Agustus 2022.

Kepala Sekolah SMA Islam Hidayatullah Semarang, Ustadzah Etik Ningsih menyerahkan penghargaan pada siswa berprestasi akademik pararel 1,2,3 MIPA maupun IPS, Senin 1 Agustus 2022.

Untuk menjadikan anak berprestasi tentu ada kiat dan strategi khusus dalam mendidik anak. Namun keduanya mengaku hanya memberikan support dan mengajarkan anak rasa tanggungjawab sebagai pelajar.

“Kalau strategi khusus tidak ada. Selaku orang tua hanya memberi support dan doa agar Mas Akhtar nyaman dalam belajar. Bapak dan Ibu nya melengkapi kebutuhan belajar Mas Akhtar,” ujar orang tua Akhtar.

” Tidak ada strategi khusus, Kami sebagai orang tua hanya menanamkan rasa tanggung jawab sebagai pelajar itu adalah belajar. Kalau kewajiban setiap hari untuk belajar biasanya kami hanya mengingatkan. Kami percayakan ke anaknya sesuai dengan kebutuhannya. Kalau dapat nilai jelek ya kami tidak marah tidak kecewa,” kata ibunda Najla.

“Kami juga tidak pernah mentarget harus rangking, harus berprestasi atau harus dapat nilai bagus,” sambung ibunda Najla.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!