Menyitir dari apa yang disampaikan oleh Mendikbud Muhadjir Effendy tentang UN, yaitu: “Ujian atau evaluasi bagi anak didik adalah bagian dari pendidikan, maka hindarkan dan cegah semua upaya yang mengarah pada ketidakjujuran, karena itu jelas akan mengingkari hakikat pendidikan.” Jelas bahwa kejujuran adalah armada utama bagi kita untuk mencapai tujuan apapun. Tidak luput juga untuk tujuan pendidikan. Sebagai guru, orang tua seyogyanya membungkus dan membalut budaya kejujuran menjadi karakter sehari-hari bagi anak-anak kita.

            Tempo lalu, para siswa di SMA Islam Hidayatullah Semarang melakukan kampanye unik yang diberi nama “Pita Kejujuran.” Kampanye kecil namun berdampak luar biasa ini digawangi oleh anak-anak Rohis yang di luar dugaan disambut baik oleh siswa-siswa yang lain, apalagi para guru. Menjelang dilaksanakannya Penilaian Harian Bersama (PHB) mereka melakukan orasi kecil setelah kegiatan Dzikir Pagi di sekolah, yaitu berjanji dan bertekad untuk mengerjakan PHB dengan jujur (tidak mencontek dan tidak menconteki teman), serta mengajak kepada seluruh siswa untuk melakukan hal sama. Mereka membagikan pita untuk dikenakan di pergelangan tangan bagi siapa saja yang mau bergabung dengan aksi ini.

Tampak para pengurus Rohis sibuk membalutkan pita di pergelangan tangan bagi para siswa yang dengan sadar ingin mengampanyekan kejujuran. Ya, kejujuran adalah salah satu hal termahal dewasa ini. Alhamdulillah kami bersyukur kalian menjadi bagian yang mahal itu.

Tawashaw bil haq, tawashaw bish-shabr

#HumasSmaha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!