LPI HIDAYATULLAH- Pembelajaran Al-Qur’an menjadi hal penting bagi Lembaga pendidikan/ sekolah berbasis islam. Mutu pembelajaran Al-Qur’an, tidak hanya fokus pada konten dan konteks pembelajarannya saja. Melainkan harus didukung dengan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) pengajar/guru Al-Qur’an yang kompeten dan professional dibidangnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Hidayatullah Semarang berkolaborasi dengan UMMI Foundation Surabaya menggelar sertifikasi guru Al-Qur’an pada Rabu – Jum’at, 7-9 Mei 2023, pukul 07.30-15.00 WIB di Ruang Serbaguna lantai 3 Gedung LPI Hidayatullah Yayasan Abul Yatama Semarang.
Selama tiga hari, 31 peserta sertifikasi guru Al-Qur’an mengikuti seluruh rangkaian kegiatan sertifikasi guru Al-Qur’an dengan lancar. Peserta merupakan guru Al-Qur’an di lingkup LPI Hidayatullah Semarang (PAUD,SD,SMP,SMA), guru freelance QLC Hidayatullah, jamaah Tahsin QLC Hidayatullah dan pengajar TPQ An-Nur.
Pelaksanaan sertifikasi ini dikemas menarik oleh kedua pemateri dari UMMI Foundation Surabaya yakni Ustadz Iswahyudi, S.S dan Ustadz M. Wahyudi, S.TH.I.
Dalam pelaksanaannya, peserta diajarkan banyak hal mulai dari model pembelajaran metode UMMI, tahapan pembelajaran metode UMMI, pembagian waktu pembelajaran metode UMMI, spesifikasi dan kompetensi tiap jilid UMMI hingga tata cara/ proses pembelajaran UMMI. Peserta juga dibagi dalam kelompok-kelompok dan mengikuti praktek microteaching.
Sertifikasi Jadi Syarat Mutlak Pengajar Metode UMMI
Perlu diketahui, sertifikasi guru Al-Qur’an merupakan pembekalan metodologi dan manajemen pembelajaran Al-Qur’an metode UMMI. Program ini dilakukan sebagai upaya standarisasi mutu pada setiap pengajar atau guru Al-Qur’an metode UMMI.
Pelaksanaan sertifikasi pun menjadi syarat mutlak bagi pengajar/ guru Al-Qur’an yang akan mengajar metode UMMI. Pengajar/ guru Al-Qur’an metode UMMI dianggap memiliki mutu yang baik, apabila telah melalui 3 tahapan yakni lulus tashih, tahsin dan sertifikasi guru Al-Qur’an.
Bagi peserta yang lulus sertifikasi kedepannya juga harus bersedia menjalankan program dasar lanjutan pasca sertifikasi yaitu coach (magang) dan supervisi
Direktur LPI Hidayatullah Semarang berharap pelaksanaan sertifikasi ini dapat terus diadakan demi terciptanya kualitas pembelajaran Al-Qur’an.
“Sertifikat itu bentuk penghargaan yang diberikan UMMI untuk Bapak/Ibu sekalian. Kami berterimakasih pada UMMI Foundation dan bapak/ibu sekalian yang telah bersedia mengikuti sertifikasi ini. Kami berharap kegiatan (sertifikasi) ini terus intens diadakan demi meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur’an di LPI Hidayatullah Semarang,” tutur Ustadz Haris saat penutupan acara sertifikasi guru Al-Qur’an, Jumat 9 Mei 2023.
Pembelajaran Metode UMMI Itu Mudah & Menyenangkan
Sementara itu, pemateri UMMI Foundation, Ustadz Iswahyudi, S.S menuturkan bahwa dalam mengajar, seluruh guru Al-Qur’an juga harus memegang teguh motto pembelajaran UMMI yakni “Mudah, Menyenangkan Dan Menyentuh Hati”. Motto tersebut harus ditanamkan pada anak didik agar menganggap belajar Al-Qur’an itu bukan hal yang sulit namun menyenangkan.
“Tumbuhkan sugesti kepada anak-anak kita bahwa belajar Al-Qur’an itu mudah. Karena jilid 1-6 metode UMMI itu didesain mudah. Ciptakan mainset belajar di Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah itu menyenangkan. Maka jadi guru Al-Qur’an itu jangan hanya mengajar tapi juga mendoakan,” tutur Ustadz Iswahyudi saat penutupan acara sertifikasi guru Al-Qur’an pada Jum’at 9 Mei 2023.
Nah selain berpegang teguh pada Motto, pengajar/ guru Al-Qur’an metode UMMI juga diwajibkan memiliki 7 kualifikasi mutu yaitu tartil membaca Al-Qur’an, menguasai Ghoroibul Al-Qur’an dan tajwid dasar, terbiasa membaca Al-Qur’an, menguasai metode UMMI, berjiwa Da’i dan murrobi, disiplin waktu, hingga berkomitmen pada mutu.
Semoga melalui kegiatan ini mampu mencetak generasi penerus yang cinta dan senang belajar Al-Qur’an sehingga kedepannya ilmu Al-Qur’an yang dipelajari maupun diajarkan bisa mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat. Aamiin.**
