LPI HIDAYATULLAH-  Sebagai guru tidak hanya dituntut untuk mendidik siswa dalam hal kecerdasaan duniawi. Namun, guru juga harus menanamkan  akhlakul karimah pada siswanya  untuk bekal di akhirat nanti.

Kecerdasaan seorang siswa tidak hanya diiukur dalam hal nilai akademik/non akademik yang tinggi. Guru juga harus memahami indikator-indikator kecerdasaan ala Rosullulah untuk dijadikan pedoman dalam mendidik siswanya.

Hal ini disampaikan Direktur LPI Hidayatullah Semarang, Ustadz Suprapto Haris, S.Ag dalam kunjungannya ke SMA Islam Hidayatullah Semarang, Sabtu 03 September 2022.

Dalam kunjungannya, Ustadz Suprapto Haris, S.Ag memaparkan pentingnya pemahaman mengenai indikator kecerdasaan ala rosullulah untuk menilai kecerdasaan siswa.

Ada 2 indikator kecerdasaan Ala Rosullulah yakni:

  1. Mampu menahan/ mengendalikan diri/ hawa nafsu (memiliki kesabaran dan akhlak mulia yang lainnya)
  2. Beramal/ berbuat sesuatu/ bekerja/ beraktifitas untuk akhirat ( tidak hanya untuk masa tua)

Dua indikator inilah yang menjadi standart kita yang utama dan menjadi pegangan bagi guru maupun orang tua siswa. Mari kita mengukur kecerdasaan dengan standar dunia akhirat,” papar Ustadz Haris, Sabtu 3 September 2022.

“Masa depan anak didik kita nanti tidak hanya mapan dalam hal duniawi seperti mendapat pekerjaan tetap dengan penghasilan memadai, punya tempat tinggal sendiri, punya kendaraan yang layak. Melainkan anak-anak didik kita juga mapan dalam hal akidahnya, mapan/benar ibadahnya, dan mulia/mapan akhlaknya,” sambung beliau.

Tak hanya itu, Ustadz Edrus selaku Sekretaris Yayasan Abul Yatama juga mengingatkan soal pentingnya menanamkan sifa-sifat Rosullulah dan meneladani rumusan Ki Hajar Dewantara dalam mendidik siswa.

Rumusan Ki Hajar Dewantara yang harus diteladani oleh guru maupun orang tua:

  1. Guru itu harus menjadi contoh
  2. Guru harus menciptakan ide, gagasan yang mudah dan menyenangkan
  3. Guru harus mendorong memberikan semangat sehingga anak didik kita bisa terpacu.

Kita juga harus meneladani sifat-sifat Rosullulah yakni Sidiq, Amanah, Fatonah, dan Tabligh,” tutur Ustadz Edrus.

Selain itu, beliau juga mengingatkan agar guru senantiasa menjunjung tinggi rasa handarbeni dan bersikap sabar dalam mendidik siswa.

Kita harus merasa handarbeni. Rasa handarbeni harus kita curahkan. Ciptakan belajar yang mudah, insha allah membantu anak-anak. Kalau anak tidak paham dalam pelajaran, jangan dimarahi tapi dibimbing,” pungkasnya.***

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!