Pada awal kajian Ustadz Amin Taufik menyampaikan nasehat untuk persiapan menyambut bulan Romadhon 1442 H, agar kita tidak termasuk tiga golongan orang yang rugi yaitu:
- Jika disebut nama Nabi Muhammad SAW tidak bersholawat;
- Jika ditakdirkan masih bisa ketemu kedua orang tuanya tetapi tidak bisa menjadikannya perantara untuk masuk surga;
- Orang yang berjumpa dengan Romadhon tetapi tidak terampuni dosanya.
Selanjutnya disampaikan kajian lanjutan kitab As Syamail Muhammadiyah:
“Aku tak pernah melihat orang yang berambut panjang terurus rapi, dengan mengenakan pakaian merah, yang lebih tampan dari Rasulullah saw. Rambutnya mencapai kedua bahunya.Kedua bahunya bidang. beliau bukanlah seorang yang
berperawakan pendek dan tidak pula terlampau tinggi.”
(diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki’,dari Sufyan, Dari Abi Ishaq, yang
bersumber dari al Bara bin `Azib r.a)
“Rasulullah SAW. tidak berperawakan terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek.
Beliau berperawakan sedang diantara kaumnya. Rambut tidak keriting bergulung
dan tidak pula lurus kaku, melainkan ikal bergelombang. Badannya tidak gemuk,
dagunya tidak lancip dan wajahnya agak bundar. Kulitnya putih kemerahmerahan. Matanya hitam pekat dan bulu matanya lentik. Bahunya bidang. dst…
Shahabat Nabi Saw yang mirip perawakannya dengan Nabi Saw adalah Mus’ab bin Umair, seorang anak saudagar kaya pada saat itu.
Ketika datang 6 orang dari madinah melakukan thowaf di Kakbah, maka setelah selesai Mus’ab bin Umair diutus oleh Nabi SAW untuk menyertai 6 orang tersebut untuk menuju Madinah dalam rangka memberikan kabar bahwa telah diutus seorang Nabi di Mekkah. Oleh karena itu ketika Nabi SAW datang ke Madinah tidak ada penolakan, bahkan masyarakat Madinah menanti-nanti datangnya Nabi SAW yang dikabarkan akan Hijrah ke Madinah. Hal ini karena peran Mus’ab bin Umair bersama 6 orang yang sudah membuka jalan untuk Hijrahnya nabi SAW.
(bersambung pada kajian berikutnya)